Banjir dan Longsor di Vietnam Tewaskan 90 Orang, Ribuan Rumah Rusak

Vietnam kembali dilanda bencana besar ketika hujan lebat yang berkepanjangan memicu banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah, terutama di bagian tengah dan dataran tingginya. Dalam waktu singkat, bencana ini menelan sedikitnya 90 korban jiwa, menghancurkan ribuan rumah, serta melumpuhkan aktivitas ekonomi dan infrastruktur penting.

Air bah yang datang tiba-tiba, disertai longsoran tanah dari lereng pegunungan, membuat banyak warga tidak sempat menyelamatkan diri. Peristiwa ini menjadi salah satu bencana terburuk yang melanda Vietnam dalam beberapa tahun terakhir sebuah pengingat keras bahwa perubahan iklim dan cuaca ekstrem semakin sering mengancam kehidupan masyarakat di kawasan Asia Tenggara.

Latar Belakang dan Intensitas Bencana

Hujan deras yang mengguyur wilayah tengah dan dataran tinggi Vietnam sejak pertengahan November 2025 memicu banjir besar dan tanah longsor yang sangat merusak. Menurut Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vietnam, kondisi ini telah menelan setidaknya 90 korban jiwa, dengan 12 orang masih dinyatakan hilang.

Sebagian besar korban berada di provinsi pegunungan Dak Lak, di mana curah hujan luar biasa tinggi dan infrastruktur alami pegunungan membuat wilayah ini sangat rentan terhadap longsor.

Dampak Kerusakan: Rumah dan Pertanian Hancur

Bencana ini melukai banyak aspek kehidupan masyarakat lokal:

  • Sekitar 186.000 rumah dilaporkan terendam atau rusak di berbagai provinsi.
  • Tanah longsor dan banjir merusak lahan pertanian secara besar-besaran lebih dari 80.000 hektar sawah dan tanaman dilaporkan rusak.
  • Selain itu, kerugian ekonomi diperkirakan sangat besar. Kementerian melaporkan kerugian senilai US$343 juta (sekitar Rp 5,7 triliun) akibat kerusakan lahan, rumah, dan infrastruktur.
  • Infrastruktur transportasi juga terganggu: jalan raya nasional, jembatan, dan jalur kereta dilaporkan rusak atau terputus akibat banjir dan longsor.
  • Listrik padam masif: lebih dari 129.000 pelanggan tercatat belum mendapatkan suplai listrik kembali.

Kisah Manusia di Tengah Bencana

Di tengah krisis ini, kisah para korban sangat menyayat hati. Salah satu contohnya adalah Mach Van Si, petani berusia 61 tahun dari provinsi Dak Lak, yang bersama istrinya terpaksa berlindung di atap seng rumah mereka selama dua malam, sementara air banjir terus menanjak:

“Lingkungan kami hancur total. Tidak ada yang tersisa. Semuanya tertutup lumpur … Saya hanya mengira kami akan mati karena tidak ada jalan keluar.” (IDN Times)

Sementara itu, tim penyelamat dikerahkan secara masif. Helikopter digunakan untuk menurunkan pasokan darurat seperti makanan instan, air bersih, dan obat-obatan ke area yang terisolasi.

Penyebab dan Faktor Penyelenggara Bencana

Beberapa faktor yang memperparah bencana ini antara lain:

  1. Curah hujan ekstrem
    Beberapa wilayah mengalami hujan deras berkepanjangan, melebihi kapasitas drainase alami dan buatan.
  2. Topografi pegunungan
    Provinsi seperti Dak Lak terletak di dataran tinggi dengan lereng yang mudah longsor ketika tanah jenuh air. Kombinasi hujan lebat dan kontur ini sangat berbahaya.
  3. Perubahan iklim
    Para ahli menyebut bahwa frekuensi dan intensitas hujan lebat di Asia Tenggara meningkat sebagai dampak pemanasan global, membuat bencana banjir dan longsor semakin sering dan kuat.

Respons Pemerintah dan Upaya Pemulihan

Pemerintah Vietnam telah menanggapi bencana ini dengan serius:

  • Perdana Menteri Phạm Minh Chính menginstruksikan alokasi dana darurat: US$19 juta untuk Dak Lak, US$11,4 juta untuk Lam Dong, serta US$5,7 juta untuk provinsi lain seperti Gia Lai dan Khanh Hoa.
  • Tim penyelamat, termasuk militer, polisi, dan relawan, dikerahkan untuk mengevakuasi korban, membersihkan puing, dan mendirikan pos-pos bantuan.
  • Prioritas pemulihan pun ditetapkan: membangun kembali rumah yang hancur dan memperbaiki aset publik sebelum perayaan Tahun Baru Imlek (Lunar New Year).

Dampak Sosial dan Ekologis

Bencana ini bukan sekadar kerugian fisik ada dampak sosial dan ekologis jangka panjang:

  • Displacement: Banyak warga kehilangan tempat tinggal, terpaksa mengungsi dan hidup dalam kondisi tidak pasti selama pemulihan.
  • Ketahanan pangan: Dengan ribuan hektar lahan pertanian rusak, masa depan panen dan pasokan pangan lokal terancam.
  • Infrastruktur kritis: Jalan dan jalur kereta yang putus memperlambat respon darurat dan akses logistik.
  • Kesadaran iklim: Bencana ini meningkatkan urgensi adaptasi terhadap perubahan iklim, terutama untuk kawasan rentan seperti pegunungan dan dataran rendah.

Kesimpulan

Banjir dan longsor di Vietnam yang menewaskan 90 orang adalah tragedi besar yang menunjukkan betapa rentannya komunitas terhadap cuaca ekstrem. Dengan kerusakan rumah, lahan pertanian, dan infrastruktur, pemulihan akan butuh waktu dan sumber daya besar. Sementara itu, kisah-kisah warga yang terdampak memberikan wajah manusia dari statistik bencana — wajah kehilangan, perjuangan, dan harapan untuk bangkit kembali.

Lebih jauh, bencana ini menjadi peringatan keras tentang dampak perubahan iklim dan pentingnya sistem mitigasi bencana yang lebih kuat. Untuk Vietnam dan negara-negara lain, ini bisa menjadi momentum memperkuat kesiapsiagaan dan dukungan internasional dalam menghadapi krisis alam yang semakin sering terjadi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *