Taliban Dituduh Langgar HAM di Kabul Timur: Fakta, Isu & Dampaknya

Sejak Taliban kembali ke kekuasaan di Afghanistan pada Agustus 2021, isu hak asasi manusia (HAM) menjadi sorotan internasional dan domestik. Laporan dari lembaga-lembaga HAM menyebutkan berbagai jenis pelanggaran, mulai dari pembatasan kebebasan sipil, kekerasan terhadap wanita, hingga perlakuan terhadap tahanan dan mantan anggota aparatur negara sebelumnya. Salah satu area yang sering disebut dalam laporan adalah Kabul, termasuk kawasan-timur ibu kota, di mana banyak aktivitas pemerintahan, keamanan, dan komunitas sipil bertemu serta banyak tuduhan pelanggaran terjadi.

Bukti & Jenis Pelanggaran HAM

Meskipun sebagian besar laporan tidak selalu menyebut “Kabul Timur” secara eksplisit sebagai satu wilayah tunggal dalam tiap kasus, banyak pelanggaran terjadi di Kabul secara keseluruhan, termasuk distrik-timurannya, yang mencakup aktivitas intelijen, keamanan, media, dan masyarakat sipil.

Berikut beberapa temuan dari lembaga-independen dan organisasi HAM:

  1. Penahanan sewenang dan penahanan tanpa proses hukum yang jelas
    UNAMA (United Nations Assistance Mission in Afghanistan) mencatat banyak kasus penahanan arbitrer yang melibatkan orang yang diduga memiliki hubungan dengan pemerintah lama, aktivis, jurnalis, atau mereka yang dianggap kritikus lainnya. (European Union Agency for Asylum)
  2. Penyiksaan, perlakuan kasar dan kondisi tahanan yang buruk
    Laporan internasional menyebutkan penggunaan kekerasan fisik dalam tahanan, tekanan psikologis, bahkan pemukulan, penggunaan alat kejut listrik, dan metode-metode intimidasi lainnya. (AP News)
  3. Pembunuhan di luar proses hukum (extrajudicial killings)
    Laporan UNAMA menunjukkan bahwa lebih dari 200 mantan aparat keamanan dan pegawai pemerintah dibunuh tanpa proses pengadilan yang adil setelah Taliban mengambil alih kekuasaan. Banyak di antaranya terjadi di Kabul dan provinsi-provinsi lain. (AP News)
  4. Penindasan terhadap perempuan dan pembatasan hak sipil
    Larangan terhadap pendidikan tinggi bagi perempuan, pembatasan pekerjaan, kontrol atas pakaian, gerak di ruang publik, dan keharusan adanya mahram (pendamping laki-laki) dalam perjalanan di luar rumah. (Human Rights Watch)
  5. Persekusi terhadap jurnalis, aktivis, dan pekerja masyarakat sipil
    Serangan terhadap kebebasan pers, intimidasi terhadap jurnalis, penyitaan perangkat, ancaman bahkan penahanan terhadap aktivis. (Civicus Monitor)
  6. Perlakuan terhadap pengungsi atau orang yang dipulangkan (returnees)
    Banyak pengungsi yang kembali ke Afghanistan menghadapi risiko tindakan sewenang-wenang, termasuk penahanan, ancaman, dan penyiksaan. (Iraqi News)

Siapa yang Terdampak

Berkaitan dengan Kabul Timur khususnya — wilayah dengan banyak keamanan dan intelijen, serta kegiatan ekonomi dan sosial yang tinggi — mereka yang paling rentan termasuk:

  • Mantan pegawai pemerintah/petugas keamanan yang selamat dari rezim sebelumnya
  • Aktivis HAM, jurnalis, pekerja media
  • Perempuan & gadis, terutama mereka yang mencoba mengakses pendidikan atau pekerjaan formal
  • Anggota masyarakat minoritas atau komunitas terpinggirkan
  • Orang yang dipulangkan atau pengungsi yang kembali ke Kabul timur

Reaksi dan Tanggapan

  • Organisasi internasional dan PBB terus mendokumentasikan pelanggaran dan mendesak Taliban agar menghentikan praktik seperti penyiksaan, pembatasan kebebasan, dan kriminalisasi kegiatan sipil. (AP News)
  • Lembaga HAM lokal mencoba melakukan advokasi dalam kondisi risiko tinggi, mendesak transparansi dan pemulihan hak bagi korban.
  • Komunitas internasional, donor, dan pemerhati HAM menuntut pertanggungjawaban, terutama melalui laporan resmi, sanksi diplomatik, dan kerja sama internasional.
  • Taliban sendiri kadang dalam pernyataan publik menyebut bahwa mereka menghormati HAM, namun laporan independen seringkali menyebut bahwa tindakan di lapangan tidak konsisten dengan klaim tersebut. (Prensa Latina)

Kendala dalam Dokumentasi & Penindakan

  • Akses ke informasi terbatas: Taliban mengontrol keamanan, intelijen, dan perizinan riset. Banyak wilayah di Kabul dan sekitarnya sulit dijangkau oleh pengamat independen.
  • Ancaman terhadap pelapor dan saksi: Jurnalis, saksi, dan korban sering menghadapi tekanan, kekerasan, ancaman pembalasan.
  • Kurangnya sistem peradilan yang independen: Banyak kasus tidak diusut tuntas, pelaku tidak diadili, atau korban tidak mendapat perlindungan hukum.
  • Standar bukti dan keamanan: Dokumentasi HAM memerlukan bukti verifiable dan kredibel; dalam situasi konflik atau rezim yang membatasi kebebasan, sulit untuk mendapatkan bukti yang cukup kuat.

Dampak terhadap Masyarakat

  • Trauma psikologis dan sosial: Orang-orang yang dipenjara secara sewenang-wenang atau mengalami penyiksaan menghadapi dampak jangka panjang, baik fisik maupun mental.
  • Pengurangan kepercayaan terhadap institusi: Ketidakadilan dan ketidakpastian memperlemah kepercayaan publik terhadap otoritas keamanan dan pemerintahan.
  • Pembatasan atas hak dasar: Hak atas pendidikan, pekerjaan, kebebasan berekspresi, dan kebebasan bergerak terganggu, terutama bagi perempuan.
  • Brain drain / migrasi: Banyak orang dengan kemampuan profesional atau aktivis memilih meninggalkan Kabul atau Afghanistan demi keselamatan atau kebebasan.
  • Isolasi internasional dan dampak ekonomi: Pelanggaran HAM dapat menyebabkan sanksi, penolakan kerja sama, pengurangan bantuan asing, yang pada akhirnya mempengaruhi ekonomi dan layanan publik.

Perspektif & Peluang ke Depan

Untuk mengatasi dan memitigasi pelanggaran HAM di Kabul Timur dan wilayah lain di Afghanistan, beberapa langkah berikut dianggap penting:

  1. Penegakan Akuntabilitas Internasional
    • Melibatkan lembaga seperti PBB, ICC (International Criminal Court) bila ada indikasi kejahatan internasional (misalnya penyiksaan, kekerasan sistemik).
    • Kerja sama dengan negara luar dan organisasi HAM internasional untuk dokumentasi bukti.
  2. Perlindungan Korban dan Saksi
    • Menyediakan saluran pelaporan aman.
    • Perlindungan hukum dan pemulihan bagi tahanan, korban kekerasan, dan ancaman.
  3. Penguatan Organisasi Masyarakat Sipil dan Media Independen
    • Mendukung jurnalis lokal, aktivis wanita, serta LSM HAM dengan daya tahan terhadap ancaman dan kebebasan operasi.
    • Fasilitasi pelatihan, keamanan, sumber daya untuk mengumpulkan data dan advokasi.
  4. Dialog & Tekanan Internasional
    • Negara donor bisa mengaitkan bantuan dan kerja sama dengan kinerja HAM.
    • Forum internasional seperti Sidang Dewan HAM PBB menjadi platform pengungkapan dan tuntutan.
  5. Kesadaran dan Edukasi Publik dalam Afghanistan
    • Kampanye lokal untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang HAM, hak wanita, kewajiban pemerintah.
    • Pendidikan melalui media, komunitas agama, pemuda agar hak asasi dihormati.

Kesimpulan

Tuduhan pelanggaran HAM oleh Taliban, termasuk di wilayah‐Kabul timur, merupakan kenyataan yang didokumentasikan oleh berbagai laporan independen dan internasional. Meski Taliban sering menyatakan komitmen terhadap HAM, banyak bukti menunjukkan bahwa pelaksanaan dalam praktik tidak memenuhi standar internasional—termasuk penahanan arbitrer, penyiksaan, pembatasan hak sipil, terutama atas wanita dan kelompok rentan, serta pembunuhan di luar proses hukum.

Mengatasi pelanggaran HAM memerlukan kombinasi tindakan lokal dan internasional: akuntabilitas, perlindungan korban, kebebasan sipil, dan tekanan diplomatik agar Taliban mematuhi norma hak asasi manusia. Tanpa langkah nyata, pelanggaran-pelanggaran tersebut tidak hanya akan terus merusak kepercayaan, tapi juga memperparah penderitaan masyarakat, memicu migrasi paksa, serta menghambat upaya pembangunan dan stabilitas di Afghanistan.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *